Looking For Anything Specific?

ads header

Meramu Cinta Untuk Diri Sendiri

self love
Source: instagram @hijabi_rockstars



Suatu hari, saat aku sedang berselancar di instagram, aku tertegun saat melihat sebuah ilustrasi seorang perempuan berhijab dengan kedua tangannya memegang sebuah tulisan. "The greatest self love of all = menjalankan peran sebagai hamba Allah dengan sebaik-baiknya." Begitulah kata-kata dalam ilustrasi tersebut. Aku termenung sesaat ketika membacanya karena menemukan konsep self love yang berbeda dari yang selama ini banyak digaungkan.

Aku nggak mengatakan bahwa konsep self love yang beredar dari para psikolog itu salah. Pasalnya, aku sendiri menerapkan beberapa tips untuk mencintai diri sendiri dari psikolog dan itu cukup manjur. Beberapa kali aku mengikuti webinar bertajuk self love yang pematerinya adalah psikolog. Ada poin tentang spiritual untuk menumbuhkan self love, bahwa apa yang terjadi dalam hidup kita sudah ada yang mengatur, yaitu Allah SWT. Jadi, kita perlu banyak berdoa dan mendekatkan diri kepada-Nya agar hati tenang. Setelah mempraktikkan beberapa tipsnya, insecure-ku perlahan mulai berkurang.

Siapa yang pernah atau bahkan sering merasa insecure? Dulu, ketika media sosial masih menjadi ajang "pamer", rasa insecure sering muncul. Karena itu, aku puasa media sosial selama entah berapa purnama demi menjaga kewarasan diri. Beruntung sekarang tren media sosial sudah bergeser. Banyak yang berbagi informasi, ilmu, dan tips berfaedah, termasuk perihal self love ini.

Aku sudah jarang merasa insecure, tapi ada perasaan lain. Apa ya? Hampa, mungkin. Hari-hari berlalu begitu saja. Kadang aku bertanya-tanya, sudah ngapain aja hari ini? Kok, rasanya tidak ada kegiatan yang bermakna, hanya menjalani rutinitas harian. Bagaikan mayat hidup.

Setelah melihat ilustrasi di instagram itu, aku berpikir mungkin aku perlu menambahkan self love dengan konsep yang berbeda itu. Yah, setelah ditilik lebih dalam, sepertinya aku memang belum menjalankan peran sebagai hamba Allah dengan sebaik-baiknya. Sholat masih sering nanti-nanti, mengaji pun rajinnya kalau ramadan saja, nutrisi untuk jiwa dan raga juga berantakan. Baiklah, mungkin itu pertanda untuk kembali meramu cinta untuk diri sendiri.

Sebenarnya, dulu aku pernah menulis self love dengan lebih mendalam setelah mengikuti webinar bersama psikolog. Jadi, sekarang aku ingin menulis dengan konsep yang berbeda, tetapi saling melengkapi.

Mencintai Diri Sendiri Sebagai Bentuk Rasa Syukur

Self love berbeda dengan selfish. Mencintai diri sendiri berbeda dengan egois. Self love berarti kita mampu menerima dan menghargai diri kita sendiri. Namun, tak kenal maka tak sayang. Jadi, kita perlu mengenali diri kita sendiri untuk dapat menumbuhkan self love. Self awareness before self acceptance

Sejauh mana kita sudah mengenali diri sendiri? Sudahkah mengetahui tujuan hidup, kelebihan, kekurangan, apa yang disukai, apa yang tidak disukai, dan berbagai hal lainnya? Jika sudah mengenali diri sendiri, maka kita bisa menentukan apa yang bisa dan ingin kita ubah demi memperbaiki diri. Kita tak perlu fokus pada hal-hal yang di luar kontrol kita dan tak bisa kita ubah.

self love
source: instagram @byputy



Kita perlu berusaha menerima kondisi diri kita yang tidak bisa diubah. Misalnya dari keluarga mana kita berasal, kita tidak bisa memilih untuk lahir dari ibu yang mana. Untuk hal-hal seperti ini, kita perlu nerimo alias self acceptance.

Namun, kita bisa mengubah hal-hal yang bisa kita ubah, misalnya skill dan pengetahuan. Kita bisa terus belajar untuk berkembang. Jadi, setelah self awareness dan self acceptance, kita juga butuh self improvement. Meningkatkan kapasitas diri adalah bentuk cinta kita terhadap diri sendiri. Jika kita mencintai seseorang, kita ingin ia berkembang bukan? Jika kita mencintai anak, pasti kita berusaha menstimulasi tumbuh dan kembangnya. Lalu, apakah kita sendiri sudah berusaha untuk bertumbuh dan berkembang?

Mencintai diri sendiri juga sebagai wujud rasa syukur terhadap nikmat yang Allah berikan. Rasa syukur tak cukup dengan diucapkan saja, perlu tindakan nyata. Jadi, apa yang bisa dilakukan sebagai bentuk syukur atas pemberian Allah? Tentu saja dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.


Memperbaiki Sholat dan Memperbanyak Ibadah

Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka menyembah-Ku - QS. Adz-Dzariyat: 56

Dalam agamaku, sudah disebutkan dalam Al-Qur'an bahwa tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah, menyembah Allah. Berbekal ayat ini, tujuan hidup kita sudah jelas, yaitu untuk beribadah kepada Allah. Ibadah bukan hanya sholat dan mengaji saja. Bersedekah, berbuat baik kepada sesama, dan berbagi ilmu juga bisa menjadi jalan ibadah. Apapun yang kita lakukan, jika diniatkan sebagai ibadah maka insya Allah akan terhitung sebagai amal, selama tidak melanggar larangan-Nya.

Dari berbagai macam bentuk ibadah itu, sholat 5 waktu adalah salah satu ibadah wajib. Jadi, sudah sepantasnya untuk didahulukan. Namun, masih banyak yang melaksanakan sholat hanya untuk menggugurkan kewajiban saja. Aku sendiri juga masih sering begitu. Kurang memaknai dan kurang khusyuk ketika sholat. Nggak heran jika hidup rasanya hambar dan tidak berjalan dengan mulus.

Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan kemudahan dalam urusan-Nya. (QS. Ath-Thalaq: 4)

 

Memberi Nutrisi untuk Otak

"Iqro', bacalah", begitu bunyi ayat Al-Qur'an yang pertama turun. Ayat pertama yang turun bukan menyuruh kita untuk sholat, puasa, zakat, dan naik haji, tetapi menyuruh kita untuk membaca. Allah menyuruh kita untuk membaca dan belajar sebelum beribadah. Artinya, sebelum kita beramal dan beribadah, kita harus mempunyai bekal ilmunya.

Orang yang beramal tanpa berilmu bagai orang yang berjalan tanpa penuntun.

Membaca dan belajar adalah bentuk syukur atas otak dan akal yang Allah berikan. Zaman sekarang, media untuk belajar ada banyak ya, baik online atau offline. Kita tinggal pilih saja yang sesuai kebutuhan kita.

Menjaga Kesehatan Fisik

Kapan terakhir olahraga? Bagaimana dengan pola makan dan istirahat? Menjaga kesehatan fisik adalah hal dasar untuk mencintai diri sendiri. Lagi-lagi, lihatlah cinta ibu untuk anaknya. Pasti si ibu akan meminta anak makan sayur, buah dan tidak boleh jajan sembarangan. Sudahkah menerapkan itu kepada diri sendiri?

Suatu hari, anakku susah disuruh makan. Lalu, suamiku berkata, "cobalah kamu ngaca!" Ya, saat itu juga pola makanku berantakan. Makan nggak teratur, begadang nggak jelas, alhasil besoknya seluruh badan pegal-pegal seperti baru digebukin orang sekampung. Suasana hati jadi nggak karuan dan jadi mager ngapa-ngapain.

Apalagi di masa pandemi seperti sekarang, kita perlu menjaga pola makan, istirahat dan olahraga untuk meningkatkan daya tahan tubuh ya.


Itulah beberapa hal yang aku coba lakukan untuk lebih mencintai diri sendiri. Kalau self love versi kalian apa?



 

Post a Comment

0 Comments