Looking For Anything Specific?

ads header

Menuju Satu Tahun Jadi Blogger

jadi blogger



Sejak kecil aku sangat suka membaca, lebih tepatnya membaca novel atau komik. Namun, zamanku dulu, ketersediaan buku belum melimpah seperti sekarang, yang bahkan buku anak pun banyak rupanya. Dulu, jika ingin membaca buku selain buku pelajaran, aku harus ke perpustakaan atau ke persewaan buku. Orang tuaku hanya membelikan buku pelajaran.

Bukan karena pelit, tetapi keadaan yang belum memungkinkan. Ketika kondisi finansial keluarga sedikit meningkat, bapak dan ibuku tidak segan membelikanku novel barang satu atau dua buah. Beruntung ketika SMP, ada seorang kawan yang mengoleksi komik dan novel teenlit. Kami, para teman sekelas, sering mengantre untuk meminjamnya.

Kejadian seperti itu mungkin tidak akan ada lagi zaman sekarang. Platform dan aplikasi untuk membaca sudah sangat banyak, baik yang gratis atau berbayar. Akhir-akhir ini aku sering meminjam buku di aplikasi iPusnas. Berkat aplikasi dari pemerintah tersebut, aku sudah membaca buku ketiga di Februari ini.

Kegemaran membaca tersebut membawaku pada keinginan untuk belajar menulis. Kalau diingat-ingat, dulu aku tak begitu suka dengan pelajaran mengarang ketika sekolah. Keinginan belajar menulis mulai muncul ketika kuliah, sekitar tahun 2009. Saat itu aku mulai mengenal blog. Banyak teman yang punya blog dan bebas menulis di sana. Aku pun ikut-ikut membuat blog.

Namun, karena niatnya cuma ikut-ikut jadinya tidak bertahan lama. Lupa password, nggak sempat nulis, bingung mau nulis apa, itu-itu saja alasanku meninggalkan blog. Kesibukan mengejar cita-cita menjadi dokter juga perlahan membuatku mengubur keinginan belajar menulis. 


Menulis lagi agar punya jejak karya

Setelah berumah tangga dan menjadi ibu, keinginan untuk belajar menulis seakan bangkit dari kubur. Rasanya ingin punya suatu karya sebagai bentuk eksistensi diri. Aku mulai bergabung dengan rumah belajar menulis di komunitas Ibu Profesional Pekanbaru, ikut kelas menulis online, ikut beberapa proyek antologi, ikut lomba menulis dari beberapa penerbit, dan mencari peruntungan dengan menulis di IDN Times.

Selain karya, ternyata menulis juga membawa cuan. saat itu ngeblog tidak masuk dalam daftar keinginanku untuk berkarya. Aku mau jadi penulis buku, TITIK! Namun, sepertinya aku masih harus banyak belajar untuk bisa menulis sebuah buku.

Proyek menulis bersama tak selalu ada, artikel di IDN Times pun tak selalu lolos untuk terbit. Aku harus menulis di mana, Marimar? Saat itulah aku menemukan AHA moment, BLOG! Awalnya aku masih maju mundur cantik untuk membuat blog. Maunya langsung punya domain sendiri, TLD (Top Level Domain). Pak suami menyuruhku untuk pikir-pikir dulu yang matang, nanti sudah punya blog dengan domain sendiri, eeh malah mangkrak. Kan buang-buang duit namanya.

Tak perlu lama aku membuat keputusan, karena ada yang membantuku untuk memutuskan, tak lain dan tak bukan adalah pandemi covid-19. Berhubung aku "di rumahkan", keputusanku untuk membuat blog semakin membulat. Agar aku tak mati gaya di rumah, begitulah.


Hampir setahun ngeblog, dapat apa?

Beberapa minggu lalu, aku mendapat surat elektronik untuk memperpanjang domainku ini. Oh, ternyata sudah hampir setahun aku ngeblog. Tahun lalu aku masih bingung mau pakai domain apa, sebelum menjatuhkan pilihan ke my.id. Alasan utamaku tentu saja karena murah meriah, tak sampai 15 ribu per tahun. Harga yang tak mahal untukku uji coba ngeblog. Jaga-jaga kalau ternyata ngeblog hanya keinginan sesaat, jadi nothing to lose, begitu. Ternyata, blog ini bertahan sampai sekarang, Pemirsa. Alhamdulillah. Horeee.

Menuju satu tahun ngeblog, wawasanku makin terbuka tentang profesi blogger. "Blogger itu masuk seniman bukan, sih?" Topik diskusi ini menjadi bahasan yang seru di grup WA ISB kemarin. Dari hasil urun rembug beberapa member, dapat disimpulkan bahwwa blogger bisa disebut seniman. Wah, ternyata aku adalah seniman wkwkwk. Namun, tentu saja tak begitu saja disebut seniman, perlu ada karya otentiknya, bukan yang isi blognya kayak etalase toko, begitu Teh Ani menambahkan.

Aku belajar banyak hal selama hampir satu tahun menjadi blogger. Aku bergabung dengan beberapa komunitas untuk belajar tentang membuat tulisan yang bagus, struktur blog yang baik,  SEO, dan yang pasti menambah banyak koneksi dengan para blogger. Namun, targetku sekarang hanyalah tetap konsisten menulis dan menghidupkan blog dengan kualitas tulisan yang semakin bagus dan bermanfaat. Aku masih harus banyak belajar dan meningkatkan jam terbang untuk itu. 

Salah satu caraku untuk memaksa diri agar menulis adalah dengan ikut ODOP dan ikut lomba. Menang atau kalah itu urusan belakangan, yang penting berani mencoba dulu.




Post a Comment

0 Comments