Looking For Anything Specific?

ads header

Sebuah Puisi untuk Mengenang 2020 dan Menyambut 2021

puisi untuk 2020 & 2021


Jika mengenang tahun 2020 yang baru saja lewat, pasti lebih banyak kenangan pahitnya. Pandemi yang tiba-tiba datang tanpa peringatan, segala resolusi yang gagal bahkan sebelum pertengahan tahun, dan rencana yang gagal total, dan perjalanan yang terpkasa dibatalkan. Tak heran banyak yang menganggap 2020 adalah tahun yang kelam dan berharap segera berlalu.

Mari kita coba flashback ke tahun yang lalu. Saat itu covid-19 baru muncul, disebabkan oleh orang-orang yang mengkonsumsi daging yang seharusnya tidak dimakan. Hanya karena hal sepele muncul virus aneh ini.

Saat itu juga, Covid-19 belum masuk ke Indonesia. Kita bahkan bangga dan membuat lelucon tentang hal itu. Hingga akhirnya negara kita kecipratan juga oleh corona. Iya, awalnya hanya cipratan sedikit. Namun, karena tidak disiplin terhadap protokol kesehatan, cipratan itu seakan jadi badai yang tidak berkesudahan hingga sekarang. 

Kelamnya 2020 adalah ulah manusia sendiri. Sudah sepantasnya kita, para manusia, yang berubah jika ingin keadaan membaik. Sayangnya, masih banyak yang menyepelekan pagebluk ini, bahkan menganggapnya sebuah konspiraasi belaka. Huft.

Baiklah, sudah cukup aku sambat dalam bentuk artikel. Kini aku akan sambat dalam bentuk puisi. Sebenarnya, ini adalah tantangan ODOP komunitas ISB. Jadi, maafkan jika puisi ini tidak puitis.


Sebuah Puisi untuk 2020 & 2021


Dear 2020,

Maaf, kami mengutukmu sebagai tahun yang buruk
Padahal, keserakahan manusialah yang membuatmu menjadi terpuruk 

Maaf, kami menyumpahimu sebagai tahun yang sial
Padahal, ulah manusialah yang membuatmu terjungkal 

Maaf, kami meninggalkan banyak peristiwa pahit saat kamu datang

Maaf, kami membuatmu dikenang sebagai tahun yang kelam

Maaf, karena kami menginginkanmu cepat berlalu
Tanpa kami sadari bahwa bukan waktu yang menyembuhkan
melainkan usaha nyata kami, para manusia

Dear 2021,

Maaf, kami tak menyambutmu dengan meriah seperti tahun yang terdahulu
Bukannya kami tak ingin, 
kami hanya berusaha agar pagebluk ini tak kian memburuk 
Ah, tapi nyatanya masih banyak manusia yang tak peduli dan tak mau tahu.

Dear 2021,

Semua umat manusia di muka bumi berharap masamu kian membaik.
Berusaha membangun lagi asa yang sempat hancur lebur.
Berusaha menyusun kembali bongkahan harapan yang sempat porak-poranda. 
Walau dalam hati kecil aku tak berani terlalu berharap semua kembali normal seperti sedia kala. 

Mungkin masker ini masih akan menjadi bagian dari OOTD kami
Tak peduli betapa inginnya kami melihat senyum dan warna lipstik sahabat.

Mungkin kami belum bisa memeluk kerabat
Tak peduli sudah berapa purnama kami tak bersua. 

Mungkin kami tetap harus mengukur jarak ketika berjumpa
Tak boleh terlalu dekat, agar virus tak melompat

Mungkin dengan itu kami bisa belajar… 
Tentang berharganya sebuah pertemuan, 
Berharganya bisa bernapas dengan bebas, 
Berharganya sebuah pelukan, 
Dan mahalnya harga kesehatan. 

Aku tak akan berhenti berharap dan berdoa
Agar bumi kembali pulih 
dan kita semua bisa melalui waktu dalam setiap tahun dengan lebih baik..






Post a Comment

4 Comments