Bagaimana kaleidoskop 2020-mu? Jika ditanya hal itu, tak banyak yang bisa kuceritakan. Satu hal yang pasti, tiba-tiba aku belajar ngeblog.
Membuat blog dan belajar ngeblog bukanlah resolusiku untuk tahun 2020. Walaupun aku sedang menekuni dunia menulis, tetapi membuat blog tidak masuk dalam daftar rencanaku. Manusia hanya bisa berencana, Tuhan yang akhirnya menentukan.
Jika diibaratkan sebuah perjalanan, tahun 2020 adalah perjalanan yang tidak sesuai jalur. Jalan yang harusnya kulalui sedang rusak atau dalam perbaikan dan tidak bisa dilalui. Pilihanku adalah mencari jalan lain atau stuck di sana.
Baiklah, saatnya meminta bantuan gmaps untuk mencari jalan alternatif. Biasanya, jalur alternatif adalah jalur yang tidak mulus. Entah jalan yang belum diaspal, jalan setapak yang becek, atau jalanan yang bergelombang. Seperti itulah aku menjalani tahun 2020, berjalan lambat, sering berhenti untuk mencari rute, dan beberapa kali terjebak dalam hutan kebosanan.
Namun, melalui rute yang tidak biasa ternyata tak terlalu buruk. Aku bisa melihat pemandangan yang tidak biasa. Perjalanan yang melambat membuatku bisa lebih menikmatinya.
Awal Mula Ngeblog
Alasanku memutuskan membuat blog sungguh klise, ingin bermanfaat melalui tulisan. Alasan yang lebih panjang pernah aku jabarkan dulu, di postingan awal-awal.
Aku adalah salah satu dari jutaan orang yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi. Padahal aku adalah seorang tenaga kesehatan, sungguh ironi bukan? Aku harus melakukan sesuatu di rumah agar tidak mati gaya. Berhubung aku sedang suka dan menekuni dunia menulis, jadi aku buat blog saja. Aku bisa menulis apa saja di blog pribadi. Mau curhat, berbagi pengalaman, atau berbagi ilmu kesehatan pun bebas.
Awalnya aku tidak tahu banyak tentang ngeblog, pokoknya asal nulis saja. Setelah mentoring blog dengan Mbak Marita Ningtyas di kelas bunda cekatan Institut Ibu Profesional, aku baru tahu segala printilan tentang ngeblog. Mbak Marita juga memberi tahu beberapa komunitas untuk belajar ngeblog, salah satunya adalah komunitas ISB (Indonesian Social Blogpreneur).
Belajar Ngeblog di ISB Course Bersama Teh Ani Berta
Aku baru kenal dengan Teh Ani di kursus ngeblog ini. Ternyata sepak terjang dan jam terbang beliau di dunia blogging sudah sangat tinggi. Di tengah kesibukannya, Teh Ani masih menyempatkan diri untuk berbagi ilmu dan pengalaman blogging secara gratis. Aku langsung kagum setelah mendengar perjuangan Teh Ani di dunia blogging yang sudah memenangkan banyak lomba, diundang ke banyak event, bahkan keliling Indonesia dengan blogging.
Di ISB course ini, aku mendapat banyak insight tentang blogging. Apalagi aku masih anak bau kencur di dunia blogging, semua materi yang disampaikan Teh Ani daging banget, deh. Apa saja itu? Yuk simak.
Membuat Content Plan dan Bank Ide
Alasan klasik untuk tidak menulis adalah writer's block atau tidak ada ide. Aku pun juga begitu. Ketika ingin menulis, blank, mau nulis apa ya? Namun, sering ketika sibuk mengerjakan hal lain tiba-tiba muncul ide tulisan. Misalnya lagi cuci piring atau beres-beres rumah, tiba-tiba ada ide tulisan. Nah, tips dari Teh Ani adalah langsung mencatat ide tersebut agar tidak lupa lagi. Jadi semacam bank ide untuk tulisan kita.
Selain itu, agar update blog bisa terjadwal, sebaiknya membuat content plan untuk beberapa waktu ke depan. Misalnya membuat ide tulisan untuk sebulan ke depan lengkap dengan target waktu publishnya. Aku belum bisa konsisten membuat content plan ini. Oleh karena itu aku mencoba ikut ODOP lagi dan berusaha untuk konsisten.
Membuat Outline Sebelum Menulis
Outline adalah semacam kerangka tulisan, terdiri dari judul, tema, latar belakang masalah, tujuan, manfaat, narasumber ahli, konten pendukung, kesimpulan, daftar pustaka, serta target waktu publishnya. Dengan membuat outline, tulisan menjadi lebih terstruktur.
Awalnya aku pikir membuat outline justru membuang waktu dan jadi lebih lama. Namun, ternyata tidak begitu. Justru menulis tanpa outline bisa memakan waktu lebih lama, tulis-hapus, tulis-hapus, gitu aja terus. Kadang juga bingung membuat paragraf pembuka, kehilangan alur di tengah tulisan, dan bingung bagaimana mau menutup tulisan.
Nah, itulah fungsinya outline, untuk membimbing tulisan kita menuju alur yang benar. Dengan begitu waktu menulis lebih efisien karena sudah tahu apa yang mau ditulis.
Buat Ciri Khas Blog
Aku sempat ragu tentang bentuk tulisan di blog. Apakah mau bentuk tulisan yang "artikel banget" seperti di media, atau curcol ala emak-emak. Begitu juga dengan gaya bahasa, mau pakai kata ganti "aku" atau "saya" pun galau.
Nah, di materi tentang teknis umum blogging, Teh Ani menjelaskan tentang gaya bahasa. Gunakan gaya bahasa personal dan metode menulis populer (tidak banyak bahasa kiasan atau istilah yang tidak familiar). Menulislah seakan-akan sedang bercerita dua arah dengan pembaca (storytelling), dan gaya bahasanya harus konsisten.
Sejak itu, aku putuskan gaya bahasaku sendiri untuk blogku. Sebisa mungkin tidak terlalu kaku, tetapi tetap sesuai PUEBI (yang ini aku juga masih harus banyak belajar sih).
Pengenalan Pekerjaan pada Blogging
Ternyata blogging juga bisa menjadi pekerjaan yang menghasilkan. Dulu aku kira cuma dari iklan saja. Ternyata ada banyak peluang pekerjaan yang berhubungan dengan blogging, misalnya content placement, review produk, ghost writer, content planner, social media specialist, dan buzzer management.
Ternyata, banyak yang mencari buzzer dari kalangan blogger juga. Misalnya saja untuk menaikkan hashtag tertentu di twitter. Lho, kok di twitter? Iya, karena menjadi blogger juga sebaiknya aktif di media sosial. Teh Ani menekankan, jangan asal terima job, harus kritis dan bijaksana. Jika job yang ditawarkan tidak sesuai value yang kita anut atau bahkan untuk campaign hal yang buruk, jangan ragu untuk menolak.
Menjaga Attitude
Ini yang selalu ditekankan Teh Ani, jadi blogger harus punya attitude yang baik. Attitude dalam bermedsos, juga attitude terhadap klien. Segera balas pesan dari klien, gunakan bahasa yang sopan, dan jangan pernah mengumbar tawaran dari klien ke media sosial, itu yang paling nempel buatku. "Iya sih, pasti senang dapat job, tapi jangan share email dari klien ke media sosial," begitu kira-kira pesan Teh Ani.
Masih banyak yang dijelaskan Teh Ani di ISB Course ini. Di akhir kelas, kami mendapat bonus tambahan kelas SEO yang dibawakan Mas Ardan dan kelas Canva oleh Teh Dzulkhulaifah (Teh Efa), yeay! Kalau tidak salah sekarang sedang berlangsung ISB Course batch 4. Jika kamu penasaran ingin ikut, berdoa saja semoga ada batch selanjutnya.
Setelah ikut ISB Course, aku semakin percaya diri untuk mulai ikut lomba. Yah, walaupun baru satu, dua, tiga lomba dan belum pernah menang ehehehe. Selain itu, mulai ada yang menawarkan kerja sama. Untung sudah diajari Teh Ani bagaimana negosiasi dengan klien. Semoga di 2021 dan selanjutnya bisa memperbaiki kualitas blog.
6 Comments
Semangat kak ngeblognya, aku juga masih belajar hehe
ReplyDeleteSemangat juga yaa :)
DeleteMenarik sekali pengalaman belajar ngeblognya Mbak. Berharap ada kelas selanjutnya, semoga bisa bergabung di sana.
ReplyDeleteSemoga ada ya kak, kepoin aja IG komunitas ISB :)
DeleteSemangat kak ngeblognya, saya juga masih belajar nulis di blog. Salam kenal mbak, saya juga member ISB dan pernah ikut dua kali ISB course.
ReplyDeleteSalam kenal mba Al, kyknya kita di grup ODOP yg sama juga ya hehe
Delete