GRIT adalah konsep yang dikembangkan oleh seorang psikolog bernama Angela Duckworth. Konsep tentang passion dan ketekunan ini sudah dituangkan ke dalam sebuah buku yang berjudul "GRIT, The Power of Passion and Perseverance".
Sudah lama aku tahu tentang buku ini, tetapi belum aku masukkan ke daftar buku yang ingin aku baca. Setelah membaca dan mendengar rangkuman buku ini, aku langsung menuliskannya di list books to read tahun ini.
Apa Itu GRIT?
GRIT merupakan gairah dan ketekunan untuk mencapai tujuan jangka panjang, gabungan antara passion dan perseverance. Konsep ini berawal dari penelitian yang dilakukan oleh Angela Duckworth terhadap orang-orang yang sukses di bidangnya, bagaimana cara mereka bisa sukses.
Dari penelitian ini, didapatkan karakteristik yang mirip dari orang-orang sukses tersebut, yaitu kerja keras dan tahu apa yang mereka mau alias punya tujuan yang jelas. Kesuksesan mereka tercipta dari usaha keras yang terus menerus, dalam jangka waktu yang lama, dan tidak mudah menyerah.
Enthusiasm is common, but endurance is rare.
Bagaimana Jika Tidak Punya Grit?
Berdasarkan grit, bukan bakat yang menentukan kesuksesan, melainkan kerja keras. Sayangnya, masih banyak yang mengandalkan bakat untuk melakukan suatu penilaian. "Aku nggak bakat itu, mana bisa." Yup, nggak punya bakat sering jadi alasan untuk tidak melakukan sesuatu, padahal belum dicoba. Yah, aku akui aku pun juga pernah begitu. "NGGAK BAKAT" menjadi suatu mental block yang membuatku tidak mencoba sesuatu.
Effort comes twice.
Akibatnya apa? Aku tidak tahu apa yang keinginanku dan tujuan besarku. Ditambah dengan pola asuh orang tua generasi baby boomers yang tidak seperti sekarang. Dulu mana ada mengenali minat anak? Semua berdasarkan prinsip "yang penting". Yang penting sekolah, yang penting kuliah, yang penting kerja.
"Sekolah sing pinter ben dadi dokter" begitu kudangan orang tua dulu
Ya walaupun hal itu tidak bisa disalahkan juga. Zaman dulu, sumber daya dan teknologi belum secanggih sekarang. Dulu mana ada kelas parenting, mana ngerti tes minat dan bakat. Anak bisa sekolah dan kuliah saja sudah syukur, gitu kan?
Tak heran banyak yang merasa salah jurusan dan nggak menikmati pekerjaan. Suatu penelitian menyebutkan bahwa sebanyak 87% mahasiswa salah memilih jurusan dan 71% bekerja tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan.
Menumbuhkan GRIT
Apakah GRIT bisa ditumbuhkan? Ternyata dan untungnya bisa, Pemirsa. Jadi, yang belum berkesempatan mengenali passion dan tujuannya, bisa mulai dari sekarang. Bagaimana cara menumbuhkannya? Berikut cara menumbuhkan GRIT dari dalam:
1. Gali interest (minat) dan passion
Yang pertama, tentu saja cari dulu apa minat dan passion kita. Cobalah berbagai kegiatan yang kita sukai dan kita menikmatinya saat melakukan hal tersebut.
Di usia 20-an, aku baru mencoba hal lain di luar kegiatan akademis. Waktu kuliah dulu, aku sempat tertarik belajar menulis. Namun, kesibukan kuliah di kedokteran membuatku harus menundanya. Baru beberapa tahun ini aku mempunyai waktu untuk ikut kelas menulis dan mencari peluang dari menulis.
Kini, selain menulis aku juga ingin mencoba hal lain, yaitu menggambar dan public speaking. Dua hal yang dulu aku yakini bahwa aku tidak bisa dan tidak tertarik. Nyatanya, sekarang aku justru ingin belajar doodle dan digital design. Bahkan aku sudah mendaftar di salah satu kelas desain digital.
Aku adalah seorang introvert yang kurang nyaman di lingkungan yang tidak terlalu dekat. Oleh karena itu, public speaking bukanlah hal yang masuk dalam daftar minat. Bagaimana tidak? Berada di lingkungan baru saja aku memilih diam, gimana mau bicara di depan khalayak ramai coba?
Namun, kuliah di kedokteran memberikanku tantangan. Sistem kuliah dengan tutorial mau tidak mau membuatku berbicara di depan teman-teman sekelompok dan dosen. Belum lagi saat harus memberikan penyuluhan kesehatan ke masyarakat.
Beberapa waktu lalu aku sempat mengisi webinar tentang gizi seimbang. Awalnya memang terasa deg-degan, tetapi setelah berhasil menyelesaikannya, rasanya sangat menyenangkan. Satu challenge baru aku coba. Karena itulah kini aku semakin tertarik belajar public speaking. Jadi, tak ada salahnya aku mencobanya, siapa tahu cocok.
2. Latihan (practice)
Jika sudah menemukan minat dan passion, selanjutnya adalah praktik. Sediakan waktu untuk latihan setiap hari untuk meningkatkan jam terbang. Kalau kata bu Septi Peni, setidaknya sediakan 15 menit setiap harinya untuk berlatih. Terus berlatih adalah bentuk perseverance (ketekunan).
Selain itu, minta feedback dari orang lain. Jika kamu suka menulis, maka minta masukan dari para pembaca. Masukan itu berguna untuk memperbaiki yang kita lakukan.
3. Tentukan Tujuan
Tentukan tujuan jangka panjang yang bisa membuat kita pantang menyerah. GRIT adalah ketekunan jangka panjang, bukan dalam hitungan hari atau minggu, tetapi bertahun-tahun. Butuh strong why untuk melakukan sesuatu secara terus-menerus, konsisten dalam waktu yang lama.
4. Harapan (Hope)
Harapan di sini berhubungan dengan mindset seseorang, growth mindset dan fixed mindset. Growth mindset meyakini bahwa kapasitas bisa dilatih dan berkembangkan. Sedangkan fixed mindset meyakini bahwa kapasitas seseorang itu adalah bawaan lahir.
"Aku nggak bakat menggambar" juga adalah salah satu bentuk fixed mindset. Mental block seperti ini akan menghalangi seseorang untuk mencoba sesuatu. Padahal mah, coba aja dulu, gitu kan?
Jadi, kita perlu growth mindset sebagai harapan bahwa kita bisa mencoba dan tekun berlatih untuk menjadi lebih baik.
Tak Ada Kata Terlambat Untuk Menumbuhkan GRIT
Ternyata, GRIT juga dipengaruhi oleh pola asuh dan lingkungan. Pola asuh yang bijak, yang memberikan dukungan akan membantu tumbuhnya GRIT pada anak. Selain itu, anak juga melihat contoh. Jika tinggal di keluarga dan lingkungan yang mempunyai GRIT, maka anak mencontohnya.
Nah, bagi yang sudah lewat dari 20 tahun sepertiku (bahkan sekarang udah masuk 30 tahun), yang bisa dilakukan adalah menumbuhkan GRIT dari dalam. Jika sudah tidak tinggal dengan keluarga, maka carilah lingkungan atau pertemanan yang mendukung. Hmm, mungkin begitu juga dengan mencari pasangan ya.
Dengan berbekal empat langkah di atas, GRIT bisa ditumbuhkan kapan saja. Tidak ada batas maksimal untuk menggali minat dan berlatih dengan tekun. Jika dulu tidak pernah mendapat kesempatan untuk menggali minat, maka mulailah sekarang. Tak apa mulai lebih lambat dibandingkan orang lain, yang penting terus berusaha untuk memperbaiki diri.
GRIT bukanlah tentang siapa yang lebih cepat sampai, bukan lari sprint. Namun tentang siapa yang bertahan dalam sebuah maraton.
2 Comments
Sangat bermanfaat kak, aku baru tahu istilah grit hehe
ReplyDeleteKalo mau lebih jelas bisa baca bukunya, aku sendiri blm baca sih hehe..
Delete