Looking For Anything Specific?

ads header

Serba-serbi Menyusui dan Teknik Pemberian ASI pada Bayi, Calon Ibu dan Ayah Harus Tahu


Serba-serbi menyusui dan pemberian ASI tapi kenapa  ayah juga harus tahu, kan yang menyusui ibu? Memang ibu yang menyusui, tapi ayah juga berperan dalam kesuksesan menyusui. Bagaimana caranya? Simak tulisan ini sampai selesai ya, nanti akan dibahas.

Bulan Juni ini sepertinya banyak ilmu bertaburan, banyak pihak yang mengadakan webinar tentang kesehatan. Dalam rangka memperingati HUT Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) ke-66 dan hari anak nasional, IDAI mengadakan rangkaian webinar gratis dari tanggal 1-14 Juni dengan topik yang berbeda-beda. Webinar ini sangat direkomendasikan untuk para orang tua, calon orang tua, dan tenaga kesehatan karena materinya langsung disampaikan oleh para ahli. Topik pertama yang saya simak adalah tentang serba-serbi menyusui dan pemberian ASI pada bayi oleh dr Yovita Ananta, SpA IBCLC.

Saat membicarakan tentang menyusui, saya langsung ingat momen awal menyusui putri saya yang sekarang sudah berusia hampir 5 tahun. Saya melahirkan secara sesar. Setelah operasi pergerakan saya sangat terbatas, beberapa jam setelah operasi baru boleh miring kanan-kiri, lalu beberapa jam kemudian baru boleh duduk, besoknya baru boleh mencoba jalan. Hal tersebut membuat proses awal menyusui sangat sulit walaupun sudah dilakukan inisiasi menyusui dini (IMD).

Anak saya yang baru lahir menangis semalaman karena ASI tidak keluar dengan lancar dan proses perlekatan belum sempurna. Saya adalah tenaga kesehatan yang mengerti tentang menyusui dan tekniknya. Namun, praktiknya ternyata tidak semudah teori. Siapa yang paling stres mendengar anak saya menangis? Adalah bapak saya, beberapa kali bertanya apa tidak dikasih susu formula saja. Saya tetap kekeuh mencoba menyusui, karena bayi bisa bertahan dengan cadangan energinya untuk 72 jam. Akhirnya setelah drama begadang diiringi tangisan si kecil saya berhasil menyusui, alhamdulillah.

Apa saja manfaat ASI?

Air Susu Ibu (ASI) adalah sumber nutrisi terbaik bagi bayi. Dokter anak merekomendasikan pemberian ASI eksklusif bagi bayi sampai usia 6 bulan, artinya dari lahir sampai 6 bulan cukup diberi ASI saja tanpa tambahan makanan dan minuman lain. Kemudian, lanjutkan pemberian ASI dengan tambahan makanan pendamping ASI sampai usia 2 tahun. Setelah usia 6 bulan, ASI saja tidak bisa mencukupi kebutuhan nutrisi anak sehingga harus ditambah dengan MPASI.

Selain sebagai sumber gizi, ASI juga mempunyai banyak manfaat lain. Berikut beberapa manfaat ASI untuk bayi:

  1. Memenuhi kebutuhan gizi
  2. Melindungi daya tahan tubuh bayi
  3. Melatih bayi lebih mandiri
  4. Membantu tumbuh kembang dan meningkatkan kecerdasan
  5. Menurunkan risiko beberapa penyakit seperti diare, diabetes, obesitas, dan pneumonia.

Ternyata, proses menyusui juga mempunyai banyak manfaat untuk ibu. Hormon-hormon yang berperan dalam proses menyusui juga berperan dalam hal lain yang penting bagi ibu. Beberapa manfaat menyusui langsung bagi ibu adalah:

  1. Menurunkan rasa nyeri setelah melahirkan
  2. Menurunkan risiko perdarahan
  3. Menurunkan risiko kanker payudara, diabetes, dan osteoporosis
  4. Menyusui secara langsung juga dapat meningkatkan ikatan batin dan bonding ibu dan bayi.

Menyusui juga bisa menjadi kontrasepsi atau KB alami. Hormon yang berperan dalam proses menyusui menghambat kembalinya masa subur ibu, sehingga kembalinya menstruasi akan lebih lama pada ibu yang menyusui  secara eksklusif. Namun, KB alami dengan menyusui harus memenuhi beberapa syarat, salah satunya adalah ibu harus menyusui langsung secara ekslusif.

Hal yang perlu diketahui untuk memulai menyusui

Menyusui harus dimulai sejak lahir dengan inisiasi menyusui dini. ASI yang pertama keluar disebut kolostrum. Kolostrum berwarna kekuningan, bukan putih seperti susu, sehingga banyak yang justru membuangnya karena adanya mitos bahwa ASI pertama tersebut bisa membahayakan bayi. Padahal kolostrum justru mempunyai banyak manfaat, salah satunya adalah untuk memperkuat sistem imun anak. Awal masa kehidupan, bayi akan lebih sering menyusu, biasanya 2 jam sekali atau 12-14 kali sehari. Durasi menyusui biasanya sekitar 15-30 menit, tetapi bisa berbeda-beda. 

Menyusui memang proses natural, tapi tidak selalu dapat dilakukan dengan mudah. Beberapa kendala mungkin saja terjadi, tapi tentu saja ibu tidak boleh menyerah. Butuh proses agar bisa dan terbiasa. Apalagi untuk ibu baru, belum ada pengalaman bisa saja membuat ibu bingung, sehingga perlu dukungan dari orang sekitar, misalnya suami.

Banyak faktor yang menentukan kesuksesan menyusui, salah satunya adalah pelekatan atau attachment ibu dan bayi. Jika pelekatan dan posisi menyusui tidak benar maka ASI akan sulit keluar. Bayi bisa frustasi jika ASI tidak juga keluar sehingga terus menangis. Proses menyusui yang tidak mudah disertai dengan tangisan bayi juga bisa membuat ibu stres. Stres justru bisa menghambat produksi ASI, sehingga menjadi lingkaran setan.

Oleh karena itu, ibu perlu belajar posisi menyusui yang nyaman dan pelekatan yang benar saat mennyusui. Untuk posisi menyusui bisa sambil berbaring atau duduk, yang penting nyaman. 


Sedangkan untuk posisi pelekatan yang benar adalah:
  • selama menyusui panndangan mata ibu mengarah ke bayi
  • mulut bayi  terbuka lebar, bibir bawah bayi terlihat "dower"
  • dagu bayi menyentuh atau hampir menyentuh payudara ibu
  • Bayi mengisap bagian areola, yaitu bagian berwarna coklat di sekitar puting karena di situlah letak kelenjar air susu. Usahakan agar sebagian besar bagian areola masuk ke mulut bayi. Bukan puting yang diisap karena ASI tidak akan keluar dan justru bisa menyebabkan puting lecet.


Apakah semua ibu bisa menyusui?

"Payudara kecil apa bisa menyusui?"
"Kalau ibunya konsumsi obat boleh menyusui?"
"Ibu harus kerja jadi gimana menyusuinya?"
"Jika bayinya kembar gimana?"

Beberapa pertanyaan di atas mungkin sering ditanyakan. Pada dasarnya semua ibu bisa menyusui. Ukuran payudara bukanlah kriteria apakah ibu menyusui, walaupun payudara berukuran kecil ibu tetap bisa menyusui. Begitu pula dengan ibu bekerja atau ibu dengan bayi kembar. Bahkan, saya pernah membaca seorang ibu bisa menyusui bayi adopsi, walaupun sang ibu tidak melalui masa kehamilan. Produksi ASI dipengaruhi oleh hormon, jika hormon tersebut dihasilkan dalam jumlah yang cukup maka ASI akan keluar.

Untuk ibu bekerja, pemberian ASI bisa disiasati dengan ASI perah. Sekarang sudah banyak macam alat untuk memompa ASI.  Dari yang manual hingga eletrik, memerah secara manual menggunakan tangan pun bisa dilakukan. Dalam pemberian ASI perah ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu cara penyimpanan dan teknik pemberiannya pada bayi.

Penyimpanan ASI perah:
  • ASI perah segar bisa bertahan selama 3-4 jam di suhu ruang 250 C, Maksimal 24 jam dalam coolbox tertutup dengan suhu 00 C, dan bertahan 3-5 hari di lemari pendingin dengan suhu <40 C.
  • ASI perah beku bertahan maksimal 2 minggu di freezer kulkas 1 pintu dengan suhu <-150 C, 3 bulan dalam freezer kulkas 2 pintu suhu <-180 C, dan 6 bulan di deep freezer dengan suhu <-200 C.
Jika menyimpan ASI di klukas sebaiknya letakkan pada bagian dalam, bukan di rak pintu kulkas dan jangan terlalu sering membuka kulkas untuk menjaga suhunya.

Pemberian ASI Perah:
Rekomendasi media pemberian ASI perah untuk bayi adalah dengan menggunakan cup feeder, pipet, atau dengan sendok. Penggunaan dot tidak direkomendasikan karena bisa menyebabkan bingung puting. Menyusu menggunakan dot sangat memudahkan bayi, hanya dengan sedikit mengenyot  dot susu sudah keluar. Berbeda dengan menyusu langsung di mana bayi lebih berusaha agar ASI keluar. Jika bayi terbiasa menggunakan dot dan sudah keenakan biasanya akan mengalami bingung puting saat kembali disusui langsung.

Oleh karena itu, sebaiknya menggunakan media selain dot. Cara pemberiannya pun bukan dengan "menyuapi" bayi. Misal menggunakan sendok, cukup dekatkan sendoknya ke ujung bibir bayi, biarkan bayi berusaha mengisap atau menjilatnya.




 Faktor yang mempengaruhi produksi ASI

Produksi ASI dipengaruhi oleh suatu hormon yang disebut prolaktin. Kebahagiaan seseorang mempengaruhi produksi hormon prolaktin. Ketika seseorang bahagia, maka hormon ini akan meningkat, sebaliknya bila seseorang sedih atau stres maka produksi prolaktin akan menurun. Oleh karena itu, kebahagiaan ibu adalah faktor utama untuk menjaga produksi ASI.  Jangan sampai ibu mengalami stres. Di sini perlu peran orang-orang sekitar, terutama suami untuk memberikan dukungan.

Apa yang bisa dilakukan suami dan orang sekitar untuk memberi dukungan?

  1. Tahan komentar negatif untuk ibu. Jika ingin memberikan masukan sampaikan dengan cara yang baik. Tidak jarang ibu mengalami stres hingga baby blues karena kritik dan komentar negatif orang sekitar. 
  2. Buatkan atau belikan makanan kesukaan ibu
  3. Biarkan ibu beristirahat dengan cukup. Jika ibu ikut tidur saat bayi tidur tidak perlu dinyinyirin  atau dilabel "ibu pemalas"
  4. Suami harus ikut aktif mengasuh dan merawat bayi. Gantian memandikan, ganti popok, menggendong, dan sebagainya.
  5. Beri kesempatan ibu untuk "me time"
  6. Pokoknya buat ibu jadi bahagia deh.

Selain itu, produksi ASI juga dipengaruhi oleh kebutuhan, semakin tinggi kebutuhan maka semakin banyak diproduksi. Jika bayi sering menyusu, maka produksinya juga akan terus terjaga. Oleh karena itu, penting untuk sering mengosongkan payudara dengan sering menyusui bayi atau dengan memompa ASI.

"Apakah ada makanan atau suplemen untuk meningkatkan produksi ASI?"

Makanan atau suplemen tertentu, misal daun katuk bisa membantu meningkatkan produksi ASI pada beberapa orang. Namun, tidak semua orang mendapat efek tersebut, bisa berbeda antar orang. Yang penting adalah mengkonsumsi makanan yang disukai agar merasa senang. 

FAQ

Berikut ini adalah beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan oleh ibu  menyusui. Jika ada pertanyaan lain, boleh ditanyakan di kolom komentar ya, saya akan coba membantu menjawab.

"Jika ibu makan makanan pedas apakah bayi juga bisa ikut kepedasan atau jadi diare?"
--> Makanan yang dimakan ibu memang bisa disalurkan lewat ASI  ke bayi, karena itu rasa ASI bisa berbeda-beda tergantung makanan  yang dikonsumsi ibu. Namun, bukan berarti jika ibu makan pedas maka bayi juga akan kepedasan. Jadi, ibu menyusui boleh makan pedas asal tidak berlebihan.

"Apakah ibu menyusui boleh minum kopi?"
--> satu cangkir sehari masih boleh.

"Jika puting lecet bagaimana penanganannya dan apakah masih boleh menyusui?"
-->boleh jika tidak terasa sakit. Coba oleskan ASI ke bagian yang lecet. Jika lecetnya parah dan sakit maka sembuhkan dulu lecetnya dan susui bayi menggunakan payudara satunya. Jika tidak kunjung sembuh dengan penanganan di rumah, periksakan ke dokter agar diberi obat atau  salep.

"Apakah muntah atau gumoh setelah menyusu  itu  wajar?"
--> Katup pada kerongkongan pada bayi yang berusia 0-6 bulan belum sempurna sehingga bisa terjadi reflux atau aliran balik. Saat menyusui posisikan kepala bayi lebih tinggi  dari badan dan sendawakan bayi setelah menyusu.


"ASI adalah nutrisi terpenting untuk bayi. Menyusui adalah proses natural tetapi juga membutuhkan usaha untuk keberhasilan menyusui. Selalu jaga kebahagiaan ibu menyusui agar produksi ASI terus terjaga"


Post a Comment

0 Comments