Looking For Anything Specific?

ads header

Berdamai dan Menerima Kekurangan Diri Demi Menjaga Kewarasan

menerima kekurangan diri



Sepasang mata menatap layar smartphone dengan tatapan sendu, tetapi ia tak juga menghentikan jari-jarinya men-scroll media sosial. Tak butuh waktu lama untuknya mulai membandingkan diri dan menyesali diri sendiri. Kenapa orang lain bisa meraih keinginannya dengan sangat mudah? Beruntung sekali dia punya keluarga yang bahagia. Wah, cantik sekali dia.

Dari pikiran-pikiran tersebut, muncullah perasaan insecure, meragukan diri sendiri, dan merasa tidak seberuntung orang lain. Ada juga yang jadi berambisi, membuat target yang tinggi. Namun, ketika hasilnya tidak sesuai ekspektasi, rasanya seperti terempas, sakitnya tuh di sini.

Setiap orang mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing. Kesempurnaan hanya milik Tuhan. Di masa di mana kita sangat mudah melihat potongan hidup orang lain, maka jalan untuk membandingkan diri semakin terbuka lebar. Menerima diri apa adanya dan berdamai dengan kekurangan diri adalah jalan untuk menjaga kewarasan.


Tentang Menerima Diri Sendiri

"Aku memang terlahir bodoh, jadi ya mau gimana lagi." "Aku enggak bakat bidang itu, makanya gagal." Menerima diri sendiri bukan berarti pasrah, diam saja tanpa ada usaha, dan tidak bisa berkembang. Menerima diri sendiri atau self-acceptance berarti menyadari kekurangan dan kelebihan diri sendiri.

Bukanlah hal yang mudah untuk menerima kekurangan diri sendiri. Rasa minder dan tidak percaya diri kerap mengikuti. Apalagi di tengah masyarakat yang banyak menerapkan standar tertentu terhadap berbagai hal. Misalnya, standar cantik, banyak yang menyebutkan bahwa cantik berarti mempunyai kulit putih, mulus, pokoknya flawless, nyamuk pun akan kepleset. Bentuk badan yang menjadi body goals adalah yang tinggi, langsing, singset.

Tak hanya soal fisik, soal kehidupan pun seperti sudah ada patokannya di masyarakat. Umur 20an harus sudah lulus kuliah, lalu langsung bekerja, dan menikah. Jika umur sudah kepala 3 tapi tak kunjung mendapat jodoh akan banyak yang mengusik. Entah siapa yang merumuskan dan sejak kapan patokan-patokan tersebut menjamur di masyarakat, seperti hukum yang tidak tertulis.

Sayangnya, kita tak bisa selalu memenuhi standar masyarakat tersebut dan kita memang tidak berkewajiban untuk memenuhinya. Sayangnya lagi, mungkin secara tidak sadar standar tersebut sudah masuk ke alam bawah sadar kita, sehingga kita merasa tertinggal ketika melihat orang lain berhasil meraih pencapaian tertentu.

Karena itulah kita perlu belajar menerima kondisi diri sendiri. Self-acceptance perlu dilatih agar kita tidak selalu merasa insecure.


Belajar Menerima dan Berdamai Dengan Kekurangan Diri 


Mudah diucapkan tetapi sulit untuk dilakukan, seperti itulah usaha untuk belajar menerima dan berdamai dengan kekurangan diri. Ketika menjalani hidup yang tidak sesuai ekspektasi dan tidak sebahagia orang lain, yang paling mudah dilakukan adalah mengeluh dan menyalahkan keadaan. Ya, aku pun pernah begitu.

Saat masih kuliah di kedokteran dan baru menyadari bahwa memilih jurusan ini berarti banyak waktuku digunakan untuk kuliah dan ujian, aku menyalahkan keadaan. Coba dulu nggak pilih kuliah di sini, mana jauh dari rumah, nggak bisa sering pulang. Waktu kuliah dulu, sempat beredar candaan salah satu lagu Bruno Mars sebagai jawaban ketika ditanya "Kenapa memilih kuliah di FK?" Jawaban too young too dumb to realize sepertinya memang mewakiliku saat itu, bukan sekadar candaan.

Awal menjadi ibu, ketika perjalanan karir tidak semulus yang dibayangkan, lagi-lagi menyalahkan keadaan. Mencari kambing hitam adalah yang paling mudah, sekaligus paling tidak menyelesaikan masalah. Karena itu, aku mulai belajar untuk lebih menerima diri sendiri.

Mengenal diri sendiri itu penting. Tapi kita menghabiskan waktu lebih banyak untuk berusaha mengenal orang lain ketimbang diri sendiri. Sibuk melihat story dan feed orang lain, lupa memahami diri sendiri. Orang yang mengenal dirinya sendiri dengan baik akan menghabiskan waktu khusus untuk mengamati pikirannya sendiri ketimbang instagram. -dr. Jiemi Ardian SpKJ.


Bagaimana Berdamai dan Menerima Kekurangan Diri?


Self acceptance alias menerima kekurangan diri merupakan bagian dari self love. Bagaimana caranya?

1. Sadari kekurangan diri dan perbaiki apa yang ingin diperbaiki

Kita perlu menyadari kekurangan pada diri sendiri agar bisa menerimanya atau mengubahnya. Jadi, coba tulis apa, sih, kekurangan diri ini? Apakah kurang cantik, gendut, atau kurang piknik? Ketika membuat "daftar kekurangan diri sendiri", kita perlu menyadari bahwa ada hal yang bisa kita kontrol  (bisa diubah) dan tidak bisa dikontrol (tidak bisa diubah).

We cannot change anything, unless we accept it. - Carl Jung

Setelah menyadari kekurangan diri, tentukan mana yang bisa diubah dan mana yang memang ingin diubah. Misalnya, merasa kurang cantik. Apakah ini bisa diubah? Tergantung standar cantik yang dipercaya. Jika cantik berarti harus punya kulit putih, sedangkan warna kulit sendiri sawo matang, yah susah. Namun, jika standar cantiknya berarti  kulit yang terawat, masih bisa diusahakan dengan rajin memakai skin care.

Jika ada kekurangan diri yang tidak bisa diubah, maka saatnya lapang dada untuk menerimanya. Misalnya, dari keluarga mana dilahirkan, bentuk wajah, warna kulit, dll. Walaupun bentuk fisik bisa diubah dengan tindakan medis, tetapi apakah hal itu harus? Pertimbangkan secara bijak perubahan apa yang ingin kita buat dengan diri sendiri.

Dengan menyadari kekurangan kita, kita bisa memutuskan, akan menerimanya atau berusaha mengubahnya. Siapa tahu yang awalnya kita kira adalah kelemahan bisa menjadi kekuatan.

2. Buktikan kepada diri sendiri

Alih-alih mengubah sesuatu untuk memenuhi standar masyarakat, sebaiknya ada motivasi dari dalam diri. "Ya ampun, berat badan aku banyak banget. Udah berlebih dan nggak bagus buat kesehatan." Lalu mulai perbaiki pola makan dan rajin olahraga. Bukan berusaha menurunkan berat badan demi mendapat predikat langsing dari orang lain. 

Motivasi internal akan membuat kita tidak mudah menyerah. Sebaliknya, jika mengubah diri demi memenuhi patokan orang lain, maka kita hanya sedang menyusahkan diri sendiri. 

"Kamu bukan martabak. Kamu tidak bisa memuaskan semua orang." - dr. Jiemi Ardian SpKJ

3. Jangan terlalu keras kepada diri sendiri

Tidak semua yang kita usahakan membuahkan hasil seperti yang kita harapkan. Tidak semua ekspektasi menjadi realita. Mempunyai ambisi dan target itu baik, tetapi jangan terlalu keras dan ambisius. Daripada fokus pada hasil, lebih baik fokus pada usaha. 

Hal tersebut sejalan dengan yang disebutkan James Clear di  bukunya "Atomic Habit", untuk menjadikan kebiasaan menjadi sebuah identitas. Jangan hanya berolahraga dan makan sehat karena ingin menurunkan berat badan. Namun, karena kita adalah orang yang sehat maka kita melakukan hal itu. 

Ketika menentukan target, lebih baik tidak terlalu saklek. Tak apa untuk lebih fleksibel, tetapi bukan berarti banyak alasan atau excuse untuk tidak melakukannya. Tak apa untuk beristirahat sejenak sebelum melaju lagi.

Jika kita sudah mengupayakan untuk mengubah kekurangan kita menjadi suatu kekuatan tetapi tidak berhasil sesuai harapan, maka saatnya kita untuk menerima. Kita tidak perlu terlalu keras dan ngotot untuk menjadi sesuatu yang tidak bisa kita capai. Yang penting kita tetap berusaha menjadi lebih baik dan terus bertumbuh.

Kalau kita menunggu sempurna dulu baru bisa mencintai diri sendiri, itu tidak akan terjadi. Kalau setiap ada kekurangan, kita memaki dan merendahkan diri sendiri, wajar kita terbiasa membenci diri sendiri. Cintailah dirimu, dengan segala lebih dan kurangnya. - dr. Jiemi Ardian SpKJ.


Post a Comment

5 Comments

  1. Bener, kita harus menerima apapun kekurangan kita dan bersyukur

    ReplyDelete
  2. rasanya setelah membaca postingan ini, aku jadi semakin semangat untuk terus menerima bagaimana keadaanku yang sekarang, rasanya terlalu sempit kehidupan kita, jika hanya digunakan untuk menyalahkan keadaan dan selalu membandingkan dengan kehidupan kita terhadap kehidupan orang lain. semangat terus ka memotivasi dan menulisnya :))
    aku sangat suka

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah, makasih udah mampir baca.. Semangat ya 💪💪

      Delete
  3. Menerima diri sendiri akan sulit sekali jika kita selalu membandingkan diri dengan orang lain. Maka dari itu menurut saya membandingkan ini lah yang perlu jadi perhatian kita.Jangan sampai berlebihan :)

    Saya juga setuju banget dengan tips jangan terlalu keras pada diri sendiri, karena kadang bukan orang lain yang menuntut kita, namun kita sendiri dan akhirnya jadi tidak percaya diri.

    Btw, salam kenal yaa Mbak :)

    ReplyDelete