Alasan Ibu Septi Peni Wulandani Adalah Motivatorku Setelah Jadi Ibu
Septi Peni Wulandani, nama yang nggak asing di kalangan para perempuan, terutama ibu-ibu alias emak-emak macam aku. Aku mulai tahu nama Bu Septi sejak kuliah dulu, tapi ya sekadar tahu dan enggak mencari tahu lebih lanjut, karena saat itu belum butuh, hehe. Siapa sangka setelah punya anak, aku jadi salah satu dari ribuan murid Bu Septi di Institut Ibu Profesional.
Aku mendaftar matrikulasi Institut Ibu Profesional (IIP) batch 4 pada tahun 2017. Saat itu, aku sedang rehat dari pekerjaanku sebagai dokter umum. Aku merasa burnout setelah menjalani program internship yang merupakan program wajib dari kemenkes untuk dokter yang baru lulus. Rasanya ingin cepat selesai internship dan "istirahat" dulu dari dunia karir untuk membersamai anak.
Aku mulai internship ketika usia anakku baru menginjak 4 bulan. Sejak bayi ia sering aku tinggalkan untuk dinas di rumah sakit dan puskesmas. Karena itulah aku harus "membayar" waktu yang aku lewatkan.
Namun, menjadi ibu rumah tangga yang full di rumah ternyata tidak semudah yang aku bayangkan. Tidak segampang itu, Esmeralda. Perubahan aktivitas yang drastis membuatku "jetlag". Yang biasanya sangat sibuk dan sedikit waktu di rumah, kini dati bangun sampai tidur lagi, 24 jam aku di rumah terus. Ada kalanya merasa bosan dan ingin kembali kerja. Sepertinya aku mengalami krisis identitas sebagai ibu. Ah, dasar manusia, dikasih ini minta itu, udah dikasih itu minta ini lagi.
Di tengah badai kebosanan yang menerjang, aku melihat seorang teman yang memposting sesuatu di facebook. Dia menuliskan NHW (Nice Homework) matrikulasi IIP. Dari situlah aku mulai tertarik dan kepo dengan IIP. Tak lama kemudian, pendaftaran matrikulasi batch 4 dibuka, tanpa pikir panjang aku langsung mendaftar.
Kenal Lebih Dekat Ibu Septi Peni Wulandani dan Institut Ibu Profesional
Ibu Septi Peni Wulandani adalah seorang ibu rumah tangga asal Salatiga. Apa yang dipikirkan kebanyakan orang tentang ibu rumah tangga? Ibu-ibu berdaster yang bau bawang? Ibu-ibu yang sehari-hari di rumah aja seperti pengangguran? Ibu-ibu yang merelakan waktunya untuk mendidik anak? Mana kira-kira yang paling banyak dipikirkan orang tentang ibu rumah tangga?
Sayangnya, penyebutan ibu rumah tangga sering didahului dengan kata "cuma". Begini misalnya, "Aku cuma ibu rumah tangga." Tak heran profesi (eh, emang IRT juga profesi?) ini sering dianggap sebelah mata. Berapa banyak perempuan yang bercita-cita "cuma" jadi ibu rumah tangga?
Nah, Bu Septi ingin mengubah image yang melekat erat pada ibu rumah tangga tersebut. Ibu rumah tangga juga harus profesional. Salah satu bentuk keprofesionalan yang juga diajarkan di IIP adalah memakai baju kerja walaupun di rumah saja. Ketika jam kerja orang kantoran, Bu Septi juga mengenakan baju profesional di rumah. Untuk pakaian profesional ini aku masih belum mempraktikkan karena aku memang lebih nyaman memakai daster atau kaus oblong saja ketika di rumah, selain menghemat cucian sih, wkwk.
Selama menjadi ibu rumah tangga, Bu Septi mendapat dukungan dan bimbingan dari sang suami, yaitu Pak Dodik. Jadi, Pak Dodik nggak sekadar meminta istrinya untuk menjadi ibu rumah tangga, terus dibiarkan gitu. Pak Dodik dan Bu Septi sering mendiskusikan metode mendidik anak dan membangun rumah menjadi "a home team". Kalau kamu ingin menyaksikan serunya obrolan Pak Dodik dan Bu Septi, bisa saksikan di youTube "Obrolan Dapur Ibu".
Dari bersungguh-sungguh menjalani peran sebagai ibu rumah tangga, Bu Septi mulai belajar secara offline bersama beberapa ibu di Salatiga. Yang awalnya hanya sedikit peserta, kemudian bertambah banyak dan merambah ke dunia online untuk menjangkau lebih banyak ibu di seluruh nusantara, bahkan sekarang sampai ke beberapa negara.
Member Ibu Profesional tidak hanya perempuan yang sudah menikah, yang single pun banyak. Di sini kami berkomunitas dan belajar bersama. Perkuliahan di Ibu Profesional dibagi menjadi 4 tahap, yaitu bunda sayang, bunda cekatan, bunda produktif, dan bunda solihah. Sebelum masuk ke tahap perkuliahan, peserta harus lulus matrikulasi dulu. Selain perkuliahan, ada banyak sekali kegiatan berfaedah yang untuk para member.
Alasan Ibu Septi Peni Wulandani Patut Jadi Motivator Para Ibu
Aku sungguh salut dengan Bu Septi sehingga menjadikan beliau salah satu panutanku sebagai ibu. Berikut beberapa Bu Septi menjadi motivatorku:
1. Bersungguh-sungguh dalam setiap peran
Awalnya Bu Septi ingin menjadi PNS dan SK CPNS pun sudah di tangan, tetapi Bu Septi merelakannya dengan ikhlas ketika Pak Dodik meminta beliau untuk di rumah saja. Namun, beliau tidak pasrah begitu saja dengan keadaan. Bu Septi tetap meng-upgrade diri dan terus belajar untuk menjadi ibu rumah tangga yang profesional.
Ibu rumah tangga yang bukan sekadar kasir bagi keluarga, tetapi menjadi manajer keuangan. Bukan sekadar memasak, tetapi juga menjadi ahli gizi bagi keluarga, tidak sekadar menyekolahkan anak tetapi sebagai perancang pendidikan bagi anak. Jadi, semacam ibu rumah tangga on another level gitu deh.
Beliau pun mendidik anak-anaknya sendiri dengan home schooling. Setiap anak diajarkan untuk membuat proyek yang sesuai dengan passion mereka. Misalnya saja anak keduanya, Ara, sangat suka dengan susu sapi. Berawal dari kesukaan tersebut Bu Septi dan Pak Dodik membantu Ara untuk merancang Moo's project yang mengelola ribuan sapi dan ikut membantu peternakan sapi di suatu desa.
Saat itu teknologi belum secanggih sekarang di mana kita bisa mencari berbagai infromasi dengan berselancar di internet. Namun, hal itu ternyata nggak memadamkan kesungguhan Bu Septi untuk menjalani peran sebagai ibu rumah tangga yang profesional.
2. Tidak Berhenti Belajar
Bu Septi selalu semangat untuk mempelajari hal baru. Aku sangat menyadari hal ini ketika mengikuti perkuliahan bunda cekatan. Bu Septi memberikan materi secara live di facebook. Awalnya hanya live polos saja, seperti video call gitu, lama-lama seperti siaran TV.
Ternyata, selama itu, Bu Septi belajar bagaimana membuat siaran langsung yang nggak biasa. Dari yang polosan, lalu tambah ada logo Ibu Profesional dan bunda cekatan, lalu ada running text. Nggak berhenti di situ, bahkan sekarang sudah ada intro dan penutupnya. Benar-benar persis nonton siaran TV profesional.
Itu hanya salah satu contoh bagaimana beliau selalu belajar hal baru. Bagaimana Bu Septi tidak mau ketinggalan kemajuan teknologi untuk dimanfaatkan untuk hal berfaedah, nggak mau gaptek. Di salah satu sesi materi Bu Septi, beliau berpesan agar selalu menyempatkan untuk meningkatkan jam terbang terkait hal yang kita sukai atau passion kita. Walaupun hanya 15 menit, yang penting konsisten setiap hari.
3. Berintegritas
Para mahasiswi bunda produktif pasti tidak asing dengan integritas. Beliau selalu memakai bando integritas tiap memberikan materi. Sayangnya sekarang aku sudah tidak bisa menyaksikan itu lagi karena aku memutuskan untuk mengundurkan diri dari kelas bunda produktif yang sekarang.
Bu Septi selalu mengingatkan para ibu untuk punya integritas. Beliau pun sudah menunjukkannya. Ibu Profesional adalah salah satu bukti integritas dan kesungguhan beliau. Tak hanya itu, Bu Septi juga mendapatkan banyak penghargaan dalam bidang pemberdayaan perempuan dan pendidikan yang membuktikan integritas beliau.
Tiga hal di atas membuat Bu Septi patut menjadi motivator para ibu. Nah, jika kamu ingin tahu lebih lanjut tentang Bu Septi, bisa bergabung dengan Ibu Profesional.
3 Comments
Wah keren ya bu septi
ReplyDeleteKeren bangeet..
Deletemantap
ReplyDelete