Liburan ke Lagoi Bay dan Pantai Trikora Bintan menjadi salah satu kenangan yang membuat aku ingin liburan lagi. Sudah 6 bulan ini rute perjalananku hanya dari rumah ke warung, minimarket, swalayan, dan tempat-tempat sekitar rumah hanya untuk membeli makanan dan kebutuhan sehari-hari. Jika anak ingin jalan-jalan pun paling hanya diajak ke taman dekat rumah main ayunan, perosotan, dan jungkat-jungkit ketika tidak banyak orang yang bermain di taman.
Keinginan untuk pulang kampung dan liburan kupendam dalam-dalam dulu walaupun sudah satu tahun lebih tidak bertemu langsung dengan keluarga di kampung halaman. Sempat ada pikiran untuk nekat pulang, tapi kuurangkan lagi setelah aku baca berita bahwa ada penumpang pesawat yang positif covid-19 walaupun dari rapid test non reaktif. Apalagi setelah aku mendengar cerita dari suami bahwa hasil swab temannya ada yang positif setelah bepergian naik pesawat. Padahal dua kali rapid test hasilnya non-reaktif.
Ketika keinginan liburan muncul di tengah situasi pandemi seperti ini, aku hanya bisa jalan-jalan virtual atau melihat-lihat foto liburan dulu. Salah satu tempat yang ingin aku kunjungi lagi adalah Pulau Bintan di Kepulauan Riau. Aku tidak menyangka mendapat kesempatan untuk mengunjungi Pulau Bintan. Dulu aku sangat ingin berkunjung ke Lagoi Bay, di Bintan. Bagai pucuk dicinta ulam pun tiba, alhamdulillah aku berkesempatan liburan ke sana tahun 2018 lalu.
Saat itu suamiku mendapat tugas dinas ke Tanjung Pinang. Tanpa pikir panjang aku langsung memutuskan untuk ikut. Kami merencanakan perjalanan singkat mengelilingi Pulau Bintan di akhir pekan setelah suami selesai bertugas. Namun, karena waktu yang terbatas tidak banyak tempat wisata yang bisa kami kunjungi.
Perjalanan dari Pekanbaru ke Tanjung Pinang
Ada beberapa alternatif transportasi dari Pekanbaru Ke Bintan, yaitu naik pesawat dari bandara Pekanbaru langsung ke Bandara Tanjung Pinang, ibukota Bintan atau melalui Batam kemudian lanjut ke Tanjung Pinang dengan kapal feri. Penerbangan langsung Pekanbaru -Tanjung Pinang sangat terbatas, saat itu hanya ada satu maskapai saja. Untuk menyesuaikan jadwal, kami memutuskan untuk berangkat naik pesawat menuju ke Batam lalu lanjut naik kapal feri ke Tanjung Pinang.
Kami berangkat dari Pekanbaru hari Rabu pagi, penerbangan dari Pekanbaru ke Batam sekitar 45 menit. Setelah mendarat di bandara Hang Nadim, Batam kami langsung menuju pelabuhan Telaga Punggur untuk menyeberang ke Tanjung Pinang. Harga tiketnya cukup terjangkau, waktu itu sekitar Rp 50.000 per orang. Sekitar 1 jam kami berada di atas kapal feri khusus penumpang. Sepanjang perjalanan kami menikmati pemandangan hamparan air laut, kapal feri yang lalu lalang, dan pulau-pulau kecil di Kepulauan Riau.
Cuaca hari itu cukup bersahabat, walau sempat diwarnai dengan rintik-rintik gerimis, gelombang tidak terlalu tinggi sehingga perutku aman-aman saja. Sebagai orang yang mudah mabuk laut aku cukup khawatir dengan perjalanan laut, apalagi aku juga membawa anakku yang saat itu berusia hampir 3 tahun.
Sampai di Tanjung Pinang kami disambut hujan deras, beruntung ada teman suamiku yang bisa menjemput kami di pelabuhan. Lalu kami mencari tempat makan dan ke hotel untuk melepas lelah selama perjalanan.
Dalam perjalanan menuju hotel kami melewati taman tepi laut, terlihat tugu gonggong di dalamnya. Gonggong adalah sejenis keong laut yang bisa dimasak dan menjadi makanan khas Tanjung Pinang. Aku pun penasaran dengan kuliner khas Tanjung Pinang ini dan berniat mencobanya nanti.
Kami juga melewati tugu pensil yang merupakan simbol untuk pemberantasan buta huruf. Sayangnya kami tidak sempat mampir untuk sekadar berfoto di tempat yang menjadi ikon Kota Tanjung Pinang ini karena awan gelap semakin tebal dan rintik hujan semakin deras. Perut kami juga sudah keroncongan minta diisi.
Perjalanan ke Lagoi Bay dan Pantai Trikora
Indonesia mempunyai sangat banyak pantai berpasir putih yang cantik. Kebanyakan yang terkenal adalah pantai di daerah Indonesia Timur. Padahal, di ujung barat Indonesia juga banyak pantai yang tak kalah cantik, salah satunya pantai di Bintan ini.
Lagoi Bay
Dulu aku mengira Lagoi Bay adalah kawasan eksklusif yang hanya bisa dimasuki oleh orang tertentu. Ternyata ada pantai yang terbuka untuk umum dan gratis lho. Banyak resort mewah dengan private beach di sekitar Lagoi Bay sehingga banyak turis mancanegara yang berkunjung untuk menikmati keelokan pantai di sini. Saat memasuki kawasan Lagoi Bay pengunjung harus melewati pintu gerbang yang dijaga oleh pengelola dan menunjukkan kartu identitas.
Tak jauh dari pintu gerbang, kawasan Lagoi Bay sudah terlihat. Kawasan yang mewah, tidak seperti wisata pantai pada umumnya di mana terdapat banyak pedagang asongan dan pedagang kaki lima. Lagoi Bay sangat rapi, teratur dan bersih. Fasilitasnya pun sangat lengkap mulai dari mall, hotel, resort, dan berbagai restoran dengan bervariasi harga menunya.
Sampai di Lagoi Bay kami berjalan ke pintu masuk sementara teman suamiku memarkirkan mobil. Begitu masuk pengunjung akan melihat berbagai macam toko dan restoran yang cukup fancy berjejer. Mau makan nasi padang atau makanan luar negeri pun ada. Kami terus berjalan menuju pantai melewati deretan toko, restoran dan taman. Di dekat pantai terdapat ikon terkenal Lagoi Bay yang berbentuk hati dengan tulisan "Lagoi Bay" di tengahnya, kami pun menyempatkan berfoto di sana.
Tak lama kami sudah berada di pantai. Pohon kelapa berbaris di sepanjang bibir pantai, pasir putih terhampar bertemu dengan air laut yang berwarna biru. Matahari yang bersinar cerah menyempurnakan suasana, sungguh lukisan Yang Maha Kuasa. Kami duduk-duduk santai di bawah pohon kelapa sambil menikmati pemandangan, angin sepoi-sepoi berhembus, mengusir hawa panas. Anakku berlarian kesana kemari dengan sangat senang. Kami tidak bermain air di sini karena setelah ini kami masih akan ke pantai yang lain.
Pantai Trikora
Pantai Trikora terletak di desa Malang Rapat, kecamatan Gunung Kijang dan memiliki garis pantai yang panjang yaitu sekitar 25 kilometer sehingga terbagi menjadi Trikora 1 sampai 4. Pantai ini terkenal dengan pasir putihnya dan bebatuan besar di sekitar pantai yang membuat pemandangan menjadi semakin indah. Sepanjang pantai ditumbuhi oleh pohon kelapa yang menjulang. Di sana juga terdapat penginapan dan resor mewah.
Awalnya kami juga ingin menyeberang ke White Sand Island atau pulau beralas pasir dari Pantai Trikora. White Sand Island merupakan pulau kecil yang tidak berpenghuni, tetapi sangat terkenal dengan keindahannya. Namun, karena saat di perjalanan cuaca berubah mendung dan hujan sangat deras kami mengurungkan niat tersebut dan memutuskan untuk ke pantai Trikora saja. Aku sempat kecewa karena sebelumnya aku sudah browsing tentang keindahan pulau ini dan sangat berharap bisa ke sana.
Kami berhenti di tempat penjual pizza di pantai Trikota yang bernama "Pizzeria Casa Italia". Tempat makan ini menjual makanan khas Italia yaitu pizza dan berbagai menu lainnya. Pemiliknya berasal dari Italia, menurut cerita yang aku dengar mereka suka dengan keindahan Bintan sehingga ingin menetap di sana.
Bahkan mereka sudah fasih berbahasa Indonesia, pegawainya pun orang Indonesia. Tempat makan ini terletak di pinggir pantai. Kami memesan 2 loyang pizza dan menyantapnya bersama sambil menikmati pemandangan di saung pinggir pantai. Sungguh suatu kenikmatan dunia bisa menyicipi makanan khas Italia yang dibuat oleh tangan orang Italia asli. Roti pizzanya tipis dan renyah, tidak seperti pizza yang banyak dijual yang rotinya tebal. Setelah perut kami cukup terisi kami mulai turun ke pantai.
Di seberang terdapat pulau kecil, jika air laut sedang surut maka pulau tersebut akan terhubung dengan pantai oleh hamparan pasir putih. Namun, saat kami ke sana air sedang pasang apalagi setelah diguyur hujan. Walaupun air sedang pasang, tetapi tetap tidak dalam, hanya setinggi pinggang orang dewasa. dewasa.
Kami menyeberang ke pulau kecil tersebut dan bermain di bebatuan pinggir pulau. Ombaknya tidak besar sehingga anakku pun tidak takut. Kami bisa melihat beberapa perahu nelayan lalu lalang. Burung-burung beterbangan dari balik pepohonan di pulau kecil ini. Setelah puas bermain di pantai, kami mandi dan kembali ke Tanjung Pinang. Besok kami harus pulang ke Pekanbaru naik pesawat langsung dari Tanjung Pinang.
0 Comments