Beberapa waktu lalu secara tidak
sengaja saya membaca sebuah informasi di media sosial yang menunjukkan bahwa
masih banyak orangtua yang mengajak anaknya keluar untuk sekadar jalan-jalan
dan nongkrong. Ketika ditanya alasannya, “Kasihan, anak sudah bosan kelamaan di
rumah terus,” begitu kurang lebih.
Tak usah jauh-jauh di sosial
media, di sekitar rumah saja masih banyak anak-anak yang berkeliaran. Sering
saya lihat anak-anak mungkin sekitar usia SD bergerombol, tanpa masker apalagi
jaga jarak. School from home atau pembelajaran jarak jauh bukanlah libur, tapi
anak diminta belajar dari rumah untuk mencegah penularan virus. Namun
sepertinya hal tersebut belum efektif.
Berminggu-minggu “terkurung” di
rumah pastilah akan terasa membosankan. Orang dewasa saja bisa merasa sangat
bosan dan jenuh jika terlalu lama di rumah, bagai “terpenjara”, tanpa berkumpul
dan bertemu dengan teman. Apalagi anak-anak yang sedang masanya suka bermain di
luar. Pasti rasanya kasihan dan tidak tega melihat anak terkurung di rumah.
Namun, hal tersebut bukanlah sebuah alasan untuk mengajak anak jalan-jalan atau
keluar rumah bukan untuk hal yang penting di tengah pandemi covid-19 yang masih
belum teratasi.
Bosan adalah hal yang wajar
terjadi, di situlah kita perlu mengeluarkan kreativitas agar bisa menciptakan
kegiatan yang bisa mengusir rasa bosan. Sebagai orangtua, memang suatu
tantangan sendiri membuat anak betah di rumah, padahal sebelumnya biasa bermain
bersama banyak teman. Begitu pula yang saya rasakan. Anak saya yang menjelang
usia 5 tahun awalnya tidak mau di rumah saja, maunya main sama anak-anak
tetangga walaupun sudah dijelaskan tentang adanya virus. Karena itu, saya
mencari cara agar anak betah di rumah.
Beberapa tips yang bisa dicoba
Berikut beberapa cara yang saya
lakukan untuk membuat anak mau dan betah di rumah saja:
1. Jelaskan tentang virus corona dan
covid-19 dengan Bahasa yang mudah dipahami
Virus corona dan covid-19 mungkin
terdengar asing dan abstrak untuk anak-anak. Awalnya saya hanya menjelaskan
seperti presentasi sampai berbusa-busa. Mungkin anak kurang mengerti dan tidak
terbayang. Karena itu, saya mencoba cara lain. Saya jelaskan menggunakan komik
yang sempat viral di media sosial, yang ditulis oleh Watiek Ideo. Penjelasan di komik tersebut cukup mudah
dipahami, apalagi disertai dengan ilustrasi bentuk virus dan gejala-gejala yang
bisa timbul jika terinfeksi. Dengan adanya gambar ilustrasi, anak akan lebih
mudah memahami.
ini judul komik yang saya bacakan kepada Khanza |
Setelah saya bacakan komik
tentang virus corona, anak saya mulai paham kenapa harus di rumah saja. Selain
menggunakan buku bergambar atau komik, bisa juga dengan video. Anak akan
semakin mudah memahami jika melihat video.
2. Siapkan berbagai aktivitas untuk
anak selama di rumah
Anak-anak adalah jiwa yang tidak
kenal lelah, begitu menurut saya. Mereka mempunyain rasa penasaran yang tinggi,
sangat suka mengeksplorasi segala hal dan tidak bisa diam. Di rumah saja tanpa
kegiatan yang menarik pastinya akan membuat anak bosan. Oleh karena itu,
siapkan berbagai aktivitas untuk anak agar betah di rumah saja dan terhindar
dari rengekan ingin main bersama teman. Berbagai ide aktivitas anak bisa dibaca
di sini.
3. Dampingi anak dengan sepenuh jiwa
raga
“Umi, ini nggak asik, aku bosen,”
begitu yang sering diucapkan Khanza ketika sudah bosan. Biasanya dia mengeluh
begitu jika bermain sendiri, tidak ada yang menemani. Di sinilah ayah dan bunda
harus berperan menjadi teman bagi anak. Jangan sampai kesedihan anak “kehilangan”
teman karena pandemi ditambah dengan kehilangan orangtua karena sibuk sendiri.
“Tapi kan aku juga banyak kerjaan
rumah, belum lagi kerjaan kantor karena WFH.” Keluhan-keluhan semacam itu
mungkin banyak yang mengalami. Mungkin memang tidak mudah, tapi tentu harus
mencari jalan keluarnya. Kerjasama dengan pasangan salah satunya, misal dengan
berbagi jadwal menemani anak, dan berbagai tugas mengerjakan pekerjaan rumah.
Jika anak sudah cukup besar untuk memahami sebuah situasi, jelaskan kepadanya
bahwa ayah dan bunda perlu bekerja dari rumah.
Perlu diingat bahwa ketika
menemani anak, bukan hanya fisiknya saja. Jangan sambil mengerjakan hal lain
atau main HP.
“Happy tummy, happy kids.” Perut
yang kosong adalah salah satu penyebab mood anak tidak bagus. Jika ingin hari
berlalu dengan damai maka selalu jaga kondisi perut anak. Siapkan camilan atau
snack favorit si kecil agar semakin betah di rumah.
Untuk urusan snack, saya memakai metode jual-beli seperti yang pernah viral di media sosial. Saya menjual beberapa macam camilan kesukaan anak. Anak membeli ke saya menggunakan uang monopoli yang didapat dari berbagai aktivitas yang dilakukan. Misalnya jika anak makan sendiri, gosok gigi sebelum tidur, tidur siang mendapat uang seribu. cara tersebut ternyata bisa memotivasi anak dan sekaligus mengajarkan sedikit konsep uang.
Main jual-jualan dengan peraturan yang sudah didiskusikan bersama |
5. Siapkan kesabaran tingkat dewa
Walaupun kita sudah menyiapkan
segala hal dengan sempurna, kita tidak bisa mengendalikan setiap situasi.
Mungkin ada kalanya anak tantrum atau kambuh bosannya sehingga semua rencana
gagal total. Oleh karena itu selalu siapkan kesabaran tanpa batas untuk hal-hal
di luar kontrol.
0 Comments